![]() |
Kaca yang retak akibat terkena tembakan peluru di ruangan anggota DPR Totok Daryanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay |
Kabar
menghebohkan kembali datang dari Senayan. Pada Senin (15/10) lalu, dua ruangan
anggota Komisi Tiga DPR RI ditembus peluru. Peluru itu menembus ruangan anggota
Komisi Tiga DPR dari Fraksi Partai Gerindra Wenny Warouw di lantai 16 dan
anggota Komisi Tiga DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Heri di lantai 13,
Gedung Nusantara 1 DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Tidak
hanya di kedua ruangan anggota DPR RI itu. Pada Rabu kemarin dua peluru kembali
ditemukan di ruang anggota Fraksi PAN Totok Daryanto dan anggota Fraksi Partai
Demokrat Vivi Sumantri.
Belakangan
diketahui bahwa tembakan nyasar itu tidak terjadi pada Rabu kemarin, namun
diduga terjadi pada hari Senin lalu, hari yang sama dengan peluru nyasar yang
bersarang di ruang anggota DPR dari fraksi Gerindra dan Golkar. Hanya saja,
karena ruangan tersebut kosong ketika kejadian maka baru diketahui adanya peluru
yang nyasar ke ruang itu pada Rabu kemarin.
Polisi telah menetapkan dua
orang menjadi tersangka kasus peluru nyasar ke gedung DPR RI. Tersangka
berinisial IAW (32 tahun) dan RMY (34 tahun) yang merupakan PNS di Kementerian
Perhubungan.
Polisi menyimpulkan kedua
tersangka melakukan aksi penembakan tersebut bukan karena faktor kesengajaan.
Mereka sedang melakukan latihan tembak yang kemudian meleset mengenai gedung
DPR RI.
Dari kedua tersangka,
polisi menyita dua buah pucuk senjata api jenis Glock 17 dan Akai Custom dengan
kaliber 40. Senjata tersebut adalah jenis senjata yang diperuntukkan bagi
olahraga.
Kejadian
peluru nyasar ke gedung DPR memunculkan wacana perlunya gedung dewan itu
dilindungi dengan kaca anti peluru. Ketua DPR
Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI
mengkaji terkait diperlukannya kaca film yang bisa menahan laju peluru.
Menurutnya hal itu perlu lantaran sudah terjadi berkali-kali. Bamsoet
menyebut kejadian peluru nyasar ke gedung dewan bahkan sudah terjadi tiga kali.
Beragam
komentar pun muncul menanggapi wacana penggunaan kaca anti peluru untuk gedung
dewan. Wakil Presiden, Jusuf Kalla menyebut wacana itu berlebihan lantaran
anggaran untuk merealisasikan hal itu tidaklah sedikit. JK justru berpandangan
perlunya pengawasan dan pembenahan terhadap Lapangan Tembak yang terletak tak
jauh dari gedung DPR RI. Nah pendengar, bagaimana komentar Anda terkait wacana
ini?
Tema Assalamualaikum Indonesia
Kamis, 18 Oktober 2018
Tidak ada komentar: