Kebakaran hebat di Pasar Legi
Solo yang terjadi Senin (29/10/2018) pukul 16.45 WIB hingga malam diperkirakan
menghanguskan hampir semua los di dalamnya. Sumber api diduga berasal dari kios
di bagian ujung atau selatan kantor pasar.
Embusan angin yang besar
membuat api cepat membesar dan sulit dipadamkan. Api merembet ke bagian
selatan pasar. Sekitar pukul 18.30 WIB api sudah mengenai Gereja Bethany yang
berada di sebelah timur pasar. Sebagian atap gereja sudah dilalap api.
Situasi itu membuat upaya
penyelamatan barang-barang dagangan di dalam pasar tidak memungkinkan. Apalagi,
situasi pasar gelap karena semua lampu di dalam pasar mati.
Damkar Soloraya, Semarang,
Salatiga, hingga water canon dari Polres se Soloraya turut memadamkan
kebakaran. 300-an personil gabungan baik dari TNI maupun Polri disiagakan di
lokasi. Pemadaman sedikit tersendat karena kondisi jalan yang ramai karena
banyaknya warga yang turut menyaksikan di lokasi.
Kebakaran Pasar Legi menjadi
pukulan bagi perekonomian di Soloraya. Pasalnya, Pasar Legi adalah pasar induk
hasil bumi terbesar di Solo. Pasar ini selalu ramai dan guna lahan yang
didominasi oleh kegiatan komersil membuat sirkulasi di sekitar pasar terlihat
sering macet.
Meski menjadi salah satu
jantung perekonomian warga, Pasar Legi adalah bangunan tua yang sepatutnya
mendapatkan revitalisasi. Hal ini yang menjadi perhatian Pemerintah Kota Solo.
Di tengah berjalannya waktu,
Pemkot menemui sejumlah kendala. Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi
Yulistianto mengatakan Pemkot masih dipusingkan mencari lokasi pasar darurat
Pasar Legi, seandainya pasar tersebut direvitalisasi.
Kini, pasar yang akan direvitalisasi tersebut tengah habis dilalap api. Diperkirakan kios dan los di Pasar Legi yang terbakar mencapai lebih dari 1.500 unit. Los-los di lantai 2 Pasar Legi hampir semuanya terbakar dari utara hingga selatan. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa ini.
Narasumber :
Kepada Dinas Perdagangan Kota
Solo
Subagyo
Tidak ada komentar: