![]() |
Ilustrasi Bendera Tauhid |
Pendengar, belum lama Ustadz
Abdul Somad pernah mengungkapkan alasan membatalkan rencana pengajian ke
sejumlah daerah di Jateng, Yogyakarta, dan Jawa Timur, termasuk MAJT Semarang.
Dalam keterangan tertulis di Instagramnya itu, UAS menyebut kata ancaman dan
intimidasi terkait rencana kedatangannya.
Ada yang menarik terkait
penolakan UAS ini. Dalam sebuah dialog LIVE di TV One, Mujibur Rohman, Ketua GP
Ansor Korwil Jateng mengungkapkan bahwa salah satu indikasi bahwa UAS anti NKRI
adalah adanya lambang laailahaillallah atau tauhid yang tertulis di baju kru
nya (Tafaquh).
Berbicara mewakili GP Ansor
Pusat pada Selasa malam (4/9/2018), ia menyebut alasan pembatalan ceramah di
Jepara adalah karena dalam setiap roadshow ceramah UAS, selalu menggunakan
atribut tauhid. Ia menduga UAS didomplengi oleh HTI dengan asas khilafahnya.
Saat ditanya indikasi apa
yang membuat ia berkata demikian, Mujib menyebut atribut yang dipakai selalu
laailahaillallah. Ia menegaskan tidak menghalangi dakwah siapapun, namun GP
Ansor berupaya menjaga NKRI ini supaya tetap sesuai dengan konstitusi.
Berulang kali Tim Berita RDS telah berusaha
menghubungi Mujiburrohman via telpon untuk bersama dengan kita pagi ini. Hingga
pagi ini belum mendapatkan jawaban.
Namun dalam akun FB
pribadinya, ia tegaskan bahwa dirinya tidak mungkin tidak suka terhadap kalimat
Tauhid. Ia tidak berani menggunakan kalimat Tauhid tersebut untuk menghujat
kelompok lain.
Pendengar, apa komentar anda?
Ternyata indikasi kekhawatiran bahwa UAS anti NKRI serta anti Bhineka selama
ini adalah adanya logo tauhid dalam setiap tablighnya. Setujukah anda bahwa
logo tauhid menjadi indikasi yang berbahaya di NKRI ini sehingga menyebabkan
orang dilarang-larang?
Tidak ada komentar: