Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

RDS TV

News RDS

Agenda RDS

Zona Muslimah

Laporan S3 RDS

Kolom Kru RDS

Kru RDS

» » » » Editorial - UAS Diancam, Logo Tauhid Jadi Alasan

Lambang Tauhid (Foto/Wikimedia)

Ustadz Abdul Somad (UAS) menerima banyak ancaman, intimidasi, dan pembatalan terhadap banyak agenda dakwahnya di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng).

Dampaknya, UAS memutuskan membatalkan sejumlah agendanya di Jawa Timur (Jatim), Jateng, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa agenda yang ia batalkan tersebut yaitu pada bulan September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, dan Kediri.

Belakangan tersiar kabar bahwa rencana kedatangannya ini dihadang oleh gerakan kepemudaan Ansor  Jepara yang juga telah menerbitkan surat penolakan meski belum lama ini mengaku tidak menolak hanya meminta polisi untuk memantau saja.

Yang membuat miris bukan masalah penolakannya, sebab bagi da’I seperti UAS, penolakan, penghadangan hingga ancaman adalah hal yang biasa ditemui pendakwah penyampai agama.

Namun menjadi dilema jika yang menolaknya adalah saudara sendiri sesama muslim.

Belum lagi melihat sikap yang dipertontonkan Mujiburahman, Ketua Ansor Wilayah Jateng ini malah menyebut bahwa UAS harus ditolak karena asistennya yakni tim UAS selalu menggunakan topi yang bertuliskan laailahaillallah.

Blunder, namun karena sudah kadung diucapkan, Mujiburahman buru-buru mengklarifikasi dan mengaku bahwa dirinya tidak anti tauhid namun ia khawatir UAS didomplengi oleh HTI.

Maaf saja, alasan elit Ansor ini sangat tidak rasional dan justru menjadi bahan tertawaan.

Merah putih adalah bendera negara, laailahaillah adalah salah satu identitas Islam. Apakah salah jika menggunakannya? Apakah mendadak radikal orang yang mengenakannya?

Jika indicator Mujiburahman ini digunakan, maka gapura Kota Bandar Lampung harus dicopot sebab ia tertuliskan lailahaillallah. Apakah sholat pun harus direvisi karena terucap lailahaillallah di dalamnya? Naudzubilllah

Ansor adalah kepemudaan yang besar, sama besarnya dengan Kokam Muhammadiyah yang selalu kompak membela Islam. Namun akan lebih baik jika dipimpin oleh santri yang tawadhu, alim dan santun bukan preman pasar yang justru phobia dengan kalimat tauhidnya sendiri.

Wallahu a’lam bish showwab


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply