![]() |
Foto : ANTARA/Zabur Karuru |
Dewi Handayani, Muslimah
berusia 23 tahun, mengakui sebagai perekam video bantuan berkedok misi agama
tertentu atau kristenisasi. Dewi telah diperiksa kepolisian terkait viral-nya video
tersebut di media sosial.
Dewi, mahasiswi STIKES Yarsi
Mataram, yang sebentar lagi akan diwisuda itu, mengakui, video tersebut direkam
saat kegiatan trauma healing berlangsung di kampungnya di Dusun Onggong Lauk,
Desa Teniga, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Jumat (24/08/2018)
lalu.
Dewi merekam lantaran
penasaran dengan tata cara trauma healing yang relawan lakukan kepada para
korban gempa bumi. Selain menyanyi, para relawan juga terlihat beberapa kali
memercikkan air ke arah kepala.
Dalam kasus ini, kepolisian harusnya
imbang dalam penanganannya, jangan sampai perekam atau saksi nya saja yang diproses
sedangkan akar masalah pelaku peristiwa yang meresahkan malah tidak ada
tindakan dan terkesan bahwa perbuatannya tidak meresahkan.
Dalam wawancara di program
Hot Isu, Wakil Panglima Laskar Mujahidin, Ustadz Taufan menegaskan bahwa isu
kristenisasi di tenda pengungsian ini tidak hanya terjadi kali ini saja, namun
juga terjadi di posko bencana lainnya.
Artinya gerakan ini dilakukan
secara sporadis dan memanfaatkan kondisi masyarakat yang tidak hanya runtuh
secara bangunan namun juga mental ruhaninya. Oleh karenanya harus terus
didampingi dan dikuatkan agar tidak terpengaruh oleh bantuan yang tak seberapa namun
digiring untuk melakukan ritual agama lain.
Negara harus hadir, masyarakat
beragama harus dijaga. Fakta bahwa mayoritas masyarakat Lombok adalah muslim
hanya sebagiannya yang beragama Hindu dan lainnya. Maka termasuk pelanggaran
hukum dan perbuatan tak beradab jika menunggangi misi kemanusian untuk
menyebarkan agama tertentu.
Silakan bantu, sebagai sesama
saudara sebangsa sepenanggungan. Bukan dengan memanfaatkannya untuk misi
kristenisasi di daerah yang sedang terdampak musibah.
Wallahu a’lam bish showwab
Tidak ada komentar: