Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

RDS TV

News RDS

Agenda RDS

Zona Muslimah

Laporan S3 RDS

Kolom Kru RDS

Kru RDS

» » » » Editorial - Media Sosial dan Privasi Kita



Satu juta lebih data pengguna facebook di Indonesia bocor. Itulah informasi yang belakangan menjadi perhatian publik, utamanya warganet. Informasi itu tentu bukan hoaks, karena Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia, Ruben Hattari pun membenarkan soal bocornya data itu. Bahkan ia mengakui bahwa facebook telah gagal melindungi data penggunanya dan karena itu pihaknya pun meminta maaf.

Komisi satu DPR RI dengan kewenangannya telah memanggil pihak Facebook Indonesia untuk dimintai keterangan dan pertanggungjawabannya atas peristiwa ini. DPR memberikan waktu satu bulan untuk Facebook melakukan investigasi mendetail tentang hal ini dan diminta untuk melaporkan hasilnya kepada DPR. Langkah DPR ini sudah tepat, karena memang bocornya data pengguna facebook ini akan sangat merugikan masyarakat penggunanya. Apalagi Indonesia tercatat sebagai pengguna facebook terbanyak ke empat di dunia setelah India, Amerika Serikat dan Brazil, dengan jumlah pengguna mencapai 130 juta akun.

Pemerintahpun tak mau kalah. Tak berselang lama dari informasi bocornya data pengguna Facebook, pemerintah melalui menteri komunikasi dan informatika (menkominfo) Rudiantara mengancam akan menutup Facebook jika ada ekses buruk dari bocornya data itu, terlebih jika sampai media itu digunakan oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan hasutan. Sikap pemerintah inipun dianggap sebagian kalangan sebagai respon tegas, namun bagi sebagian yang lain menganggap respon pemerintah ini berbau politis. Maklum, tahun-tahun ini memang tahun politis. Pemerintah tak perlu marah dengan tudingan ini, buktikan saja bahwa pemerintah dapat berbuat adil kepada siapapun. Jangan sampai ada kesan, yang ngepro pemerintah selalu dilindungi, sementara yang mengkritisi akan dihabisi.

Sisi lain dari persoalan ini sebenarnya adalah dari sisi user atau pengguna media sosial itu sendiri. Seringkali pengguna media sosial tak bisa membedakan mana ruang publik dan mana ruang privat. Sehingga sesuatu yang sebenarnya adalah persoalan privat dan tidak ada kaitannya dengan kepentingan khalayak justru dimunculkan di ruang publik. Kita tentu sering melihat curhatan, foto, video dan sejenisnya yang sebenarnya masuk ranah privat justru diumbar di ruang publik. Artinya, selama ini sebenarnya banyak orang dengan sengaja telah membocorkan data pribadinya kepada publik, dan ini dilakukan dengan rela hati.

Sudah saatnya kita cerdas bermedia sosial. Jaga data-data rahasia kita, jangan diumbar ke publik. Pemerintah dan DPR yang selama ini dianggap sebagai perwakilan rakyat sudah semestinya melindungi rakyatnya dari berbagai ancaman kebocoran data semacam ini. Langkah tegas perlu dilakukan dan jangan hanya berhenti pada kata-kata ancaman.

Wallahu a’lam bishshowab

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply