![]() |
Foto : Merdeka |
Dimulai dari acara di hari
Sabtu di kawasan Monas, menarik, karena panitia mengklaim acara ini semula
adalah acara budaya dan seni untuk anak-anak sekolah. Namun keanehan terjadi
sejak melihat kupon yang dibagikan hingga ke dalam sekolah-sekolah, kupon yang
nantinya ditukar dengan makanan dan sembako ini berwarna merah serta berlambang
merpati, logo yang biasa nampak di agama Nasrani.
Lalu, keanehan semakin terasa
saat acara berlangsung, dimana justru berisi lagu-lagu rohani Kristen dan doa
dengan berdiri sembari mengangkat tangan, khas ibadahnya agama Nasrani.
Disinilah acara ini dipertanyakan, benarkah ini adalah acara social budaya?
![]() |
Foto : Kiblat.net |
Ini tak lebih adalah
pemurtadan secara terselubung. Acara kebangsaan dan Indonesia adalah modus
supaya perizinan acara diberikan. Nyatanya lagi, pembagian nasi kotak kepada
masyarakat juga sangat menyayat hati, selain antri yang panjang dan runyam,
setelah dibuka kotak hanya berisikan nasi dan sambal tanpa lauk, ini adalah
bentuk eksploitasi kemiskinan masyarakat bawah yang sangat kejam.
Acara ini wajib diusut serta
panitianya diberikan sanksi dengan berat. Acara ini tak lebih hanya menyisakan
sampah di Ibukota. Ke depan, masyarakat bersama MUI harus menyadari agar
waspada terhadap pemurtadan dengan modus acara social dan kebangsaan atau apalah.
![]() |
Foto : Liputan6 |
Ini adalah gambaran
kira-kira, kualitas yang berbeda dari 2 ‘kaum’ yang berbeda pula. Yang satu
mengindahkan aturan, yang satu main labrak aturan. Yang satu mengindahkan
estetika dan kebersihan, yang satu lagi nampak jorok dan meninggalkan kotoran.
Namun #2019GantiPresiden lah
yang akan terus disorot, meski melakukan kesalahan sekecil apapun. Agaknya juga
menjadi kehati-hatian ke depan agar tetap terjaga dari provokasi dan penyusup
yang merusak nama dan citra.
Wallahu a’lam bish showwab
Tidak ada komentar: