Isu bertema PKI atau
Komunisme memang selalu hangat dan ramai dibicarakan. Pasalnya, Indonesia
sendiri pernah berjuang melawan keganasan PKI ini pada masa lalu.
Belum lama ini diskusi
bertema "Isu Kebangkitan PKI: Antara Realita atau Propaganda" yang
diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Grand Sahid, Jakarta, Selasa
(6/3) berujung ricuh. Sejumlah peserta diskusi protes karena di ujung acara ada
agenda deklarasi 'Stop Eksploitasi Isu Kebangkitan Partai Komunis Indonesia
(PKI)'. Mereka tidak tahu dan tidak ingin terlibat dalam deklarasi tersebut.
Tim Berita RDS telah menghubungi kedua pihak, baik panitia maupun peserta. Panitia mengaku memang telah terjadi kesalahpahaman sehingga timbul keributan.
Dalam klarifikasinya, Kaukus Muda Indonesia melalui Sekjennya, Andi Ullah menyampaikan tidak benar bahwa KMI mendukung isu kebangkitan PKI. Menurutnya KMI hanya tidak ingin isu kebangkitan PKI ini menjadi bola liar yang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Sementara itu, salah satu peserta, Abdullah Al Katiri yang juga Ketua Tim Advokasi Muslim Indonesia mengatakan bahwa seminar sebenarnya berjalan dengan baik dan lancar. Masing-masing pemateri baik pro dan kontra telah menyampaikan dengan komprehensif, namun ia menyayangkan adanya deklarasi dan pemuatan bahwa Gerinda dan PKS adalah partai yang menggoreng isu ini berdasar data dari survey Saiful Munjani.
Ke depan, KMI wajib mengkomunikasikan hal ini dengan baik ke semua pihak, baik kepada peserta maupun masyarakat. Apalagi KMI mengaku tidak pernah memiliki rekam jejak untuk mendukung PKI. Maka komunikasi secara persuasif adalah langkah yang tepat.
Kembali lagi soal isu kebangkitan PKI yang dipertanyakan, apakah termasuk realita ataukah propaganda, fakta menyebutkan
bahwa indikasi kebangkitan itu memang ada, mulai dari adanya kongres PKI, simbol-simbol
dan lain sebagainya, maka hal ini bisa disebut sebagai realita.
Mantan Kepala Staf Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Kivlan Zen juga pernah menyebut bahwa
PDIP banyak menampung pihak yang terkait PKI.
Ditambah, Ustadz Alfian
Tanjung yang saat ini tengah berperkara soal isu PKI juga akan membuka data dan
fakta dalam persidangan, begitu juga dari PDIP yang melaporkannya. Soal pembuktian, biarlah
masing-masing adu data, akan nampak kebenaran akan hal tersebut.
Namun, kita juga perlu
berhati-hati dan proporsional dalam isu ini, sebab menuduh sembarang tanpa bukti
juga tidak dapat dibenarkan. Sebab ada pihak-pihak yang bermain dalam isu ini untuk memecah belah sehingga masyarakat bertikai.
Kembali lagi apakah isu
kebangkitan PKI itu realita atau propaganda? Prinsinya jelas, isu kebangkitan PKI adalah realita.
Indikasi-indikasinya ada dan itulah yang harus dicegah dan diantisipasi.
Wallahu a’lam bish showwab
Tidak ada komentar: