Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

RDS TV

News RDS

Agenda RDS

Zona Muslimah

Laporan S3 RDS

Kolom Kru RDS

Kru RDS

» »Unlabelled » Editorial - Indonesia Banjir Narkoba

Empat tersangka pembawa narkoba jenis sabu, Tan Mai (69), Tan Yi (33), Tan Hui (43), dan Liu Yin Hua (63) yang merupakan WNA asal China Daratan, dihadirkan di Dermaga Logistik Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (23/2/2018).

Dua bulan memasuki tahun 2018, Indonesia dibanjiri narkoba, berton-ton narkoba jenis sabu dan turunannya, ekstasi dan variannya, pil happy five serta jenis lain yang terus berevolusi sebagian berhasil ditahan dan diamankan aparat.

Peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah masuk bencana nasional dan diumpamakan seperti ancaman bencana tsunami yang mampu memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan berbangsa.

Hal itu bukan hanya akibat tingginya permintaan atau derasnya pasokan masuk namun ditunjang keterlibatan aparat.

Kita patut prihatin dan marah dan benci atas kondisi ini, dan itu harus. Sikap minimal sebagai masyarakat, sebagai umat Islam yang melihat kemungkaran yang begitu luar biasa.

Menurut Prof. Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, ia menyebut dua hal tentang isu narkoba ini, pertama, motif utama masuknya berton-ton narkoba di Indonesia pasti ekonomi,  karena harga 1 gram sabu sekitar Rp 200.000.  Kalau jenis blue sky lebih mahal lagi 1 gram nya Rp 500.000. Satu ton sama dengan 1000 kg. Kalau 1 kg sama dengan 1000 gram.

Jika satu ton narkoba lolos masuk ke  Indonesia, dan dijual seharga 1 gram shabu-shabu Rp200.000, maka bandar narkoba bisa meraup uang Rp200 triliun.  Ini baru 1 ton bagaimana kalau 1,5 ton, 2 ton, 3 ton dan seterusnya.

Suatu jumlah uang yang luar biasa besar. Uang sebesar itu bisa disebar ke berbagai pihak termasuk dana politik dalam pemilu dengan imbalan para  bandar tidak diapa-apakan. Dan kita sering melihat fakta ini.

Setiap hari banyak pemakai yang terciduk menggunakan narkoba, tapi seringkah kita melihat di media ada bandar dan gembong yang dieksekusi? Ada, namun 1001 alias jarang sekali karena kuatnya posisi mereka. 

Kedua, motif masuknya narkoba di Indonesia bisa seperti perang candu, perang opium tahun  1839-1842 dan tahun 1856-1860, yang menyebabkan China takluk dan kalah dari Britania Raya (Inggris).

Sudah menjadi pengetahuan kita bahwa zaman kini untuk menghancurkan suatu bangsa tidak mesti dengan perang konvensional – mengerahkan persenjataan modern seperti yang terjadi dalam perang di berbagai negara, tetapi  suatu negara bisa dihancurkan dari dalam seperti yang terjadi di Uni Soviet.

Indonesia kini menghadapi upaya penghancuran secara sistematis karena manusia Indonesia mau dihancurkan melalui penyebaran narkoba yang berton-ton jumlahnya ke Indonesia yang menurut Budi Waseso, Mantan Kepala BNN  dikendalikan oleh 72 sindikat internasional.

Inilah fakta yang harus kita sadari bersama, masihkah kita berpangku tangan dan terdiam atas kemungkaran ini? Atau justru sibuk sesama umat Islam saling cakar-mencakar satu sama lainnya, sedang musuh setiap harinya bekerja dengan giat untuk menghancurkan umat dan bangsa ini secara perlahan melalui narkoba.

Mari bangkit dari tidur panjang kita. 

Wallahu a’lam bish showwab

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply