Hoax ada positif dan negatif. Saya juga mengimbau pada kawan-kawan, putra-putri bangsa ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun kita silakan saja.”
Pernyataan itu meluncur dari
bibir Djoko Setiadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) usai dilantik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Kompleks Kantor Kepresidenan,
Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).
Pernyataan itu sontak menuai beragam komentar
dari warganet hingga memunculkan tanda pagar #hoaxmembangun sebagai trending
topic di Indonesia.
Menyoal ucapan Djoko ini,
Sosiolog Universitas Indonesia Ario Seto menilai, pernyataan Djoko tak
berdasar. Ario bilang, tak ada sisi positif dari hoax dan sebaliknya
menunjukkan rendahnya mutu literasi pada sebuah masyarakat.
BSSN tak punya fungsi mengendalikan
hoax melainkan fokus kepada keamanan siber seperti di luar negeri. Tugas Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) utamanya
yakni memperkuat keamanan dan pertahanan siber nasional.
Lebih baik BSSN
segera bergerak dalam hal mengatur keamanan siber. Seperti membuat roadmap
terkait instansi atau sektor publik yang paling rawan dan beresiko terhadap serangan
dan kejahatan siber. Semisal Perbankan, sektor energi, transportasi yang biasanya
menjadi sasaran siber.
Tugas ini
sangatlah strategis dan dibutuhkan, namun dirasa sayang sekali jika pernyataan
pertamanya di publik hanya seputar hoax, tak berlebihan jika badan ini
diasumsikan sebagai alat pukul lawan poltik di 2018 dan 2019.
Sebuah kalimat
berbunyi, Bul 'alaa zamzam Fatu'raf".
Kencingilah air zam-zam maka engkau akan dikenal. Sebuah istilah yang
menunjukan seseorang yang mencari ketenaran dengan melakukan sesuatu yang
aneh-aneh.
Selamat bekerja
BSSN, meski langkah di awal membikin blunder. Atau ini sudah jadi kebiasaan
pejabat republik ini?
Wallahu a'lam bish showwab
Tidak ada komentar: