Kenaikan harga pangan pokok
beras meroket semakin tinggi. Naik di kisaran Rp11.000/kg hingga tertinggi Rp13.000/kg.
Kondisi ini membuat
masyarakat resah, terlebih kenaikan tidak terjadi di beras saja melainkan
kebutuhan lain seperti telur dan cabai yang tak kunjung turun.
Kebingungan semakin menjadi.
Kementerian Pertanian mengklaim data stok beras kita surplus, namun kenyataan
di lapangan harga beras kualitas medium melambung tinggi. Data ini menjadi
sangat ngawur jika dijadikan landasan oleh Presiden, sehingga langkah
penyikapan terhambat.
Negara agraria ini akan
segera mengimpor 500 ribu ton beras dari Vietnam dan Thailand pada akhir Januari
ini menyikapi tingginya harga beras.
Terdengar miris sekali.
Bagaimana tidak? Negara yang
sebagian besarnya adalah sawah dan pertanian yang besar ini masak harus
mengimpor beras dan mengalami kenaikan harga yang tak wajar.
Ada apa sesungguhnya dengan
beras kita?
Dugaan adanya mafia beras
menguat. Soal ini tak heran lah, setiap terjadi kelangkaan dan harga tinggi,
dugaan adanya orang yang menimbun beras itu selalu ada.
Ke depan memang harus ada perbaikan menyeluruh terkait
aturan main tata niaga beras. Regulasi di tahap peredaran beras dan pengawasannya
belum maksimal.
Ini yang menjadi keluhan petani ini ada di
mana-mana. Perlu dievaluasi distribusinya.
Dan jangan lagi ada impor. Jika
pemerintah masih membuka keran impor, masyarakat akan senang mendapat beras
dengan harga jauh lebih murah. Tetapi yang ada petani kita akan makin sengsara.
Petani itu jangan sampai miskin,
harus kaya. Itu yang harus menjadi focus utama pemerintah.
Bulog juga harus dekat dengan
petani. Petani itu sederhana kok, yang ia inginkan itu hasil tanamannya dibeli
dengan harga yang wajar. Setidaknya cukup untuk kebutuhan mereka, istilahnya
setimpal dengan usahanya.
Oiya, soal impor. Dahulu janji Presiden
tak akan impor-impor lagi. Mungkin anda masih ingat dengan janjinya,
mudah-mudahan saja Pak Presiden juga masih ingat, atau barangkali tak sengaja ‘melupakan’?
Wallahu a’lam bish showwab
Tidak ada komentar: