Pendengar, komika atau
pelawak stand up comedy, Ge Pamungkas menjadi sorotan. Pasalnya, materi
lawakannya dinilai SARA, dengan menyinggung perasaan dan keyakinan umat muslim.
Sebuah video tersebar di
media social, video tersebut berisikan Ge Pamungkas saat dirinya mempromosikan sebuah
film. Bersamaan dengan itu, muncul nama Joshua Suherman, mantan artis cilik
yang juga disorot karena lawakannya yang kelewat batas.
Pendengar, jika saat ini kita
diminta untuk menunjukkan atau menyebutkan acara-acara hiburan yang bersifat
komedi atau lawak dengan tanpa melibatkan unsur mencela, agaknya sulit untuk
didapatkan.
Seiring dengan derasnya trend
komedi yang mengandung unsur celaan, merendahkan atau bahkan mengejek,
masyarakat kita pun membawa trend itu dalam kehidupan sehari-hari.
Jika fenomena semacam ini
luput dari perhatian kita dan cenderung dibiarkan, maka sejatinya kita tengah
menyiapkan generasi masa depan yang sulit untuk menghargai apapun. Mereka yang
terbiasa mengolok-olok akan menjadikannya sebagai alat apologi atas
ketidakpuasannya terhadap sesuatu.
Ini bukanlah binaan Islam.
Kembali soal Ge Pamungkas dan
Joshua, satu sisi mereka merasa cerdas dan tidak sedang konteks menghina.
Mereka beranggapan sedang menyampaikan kritik social. Sedang yang marah karna
ucapannya, dianggapnya kurang piknik.
Inilah, nilai liberal yang
tak mereka pahami. Dalam konsep liberal yang berkembang di era postmodern ini,
konsepsi tentang nilai dihancur leburkan. Kesakralan dihapuskan dan nilai buruk
diangkat tinggi-tinggi.
Maka inilah hasilnya, lawakan
murahan yang sambar sana-sini, tak perdulikan nilai dan kesakralan agama.
Baginya apapun bebas dicandai dan ditertawakan.
Ini PR besar ummat ini,
membentengi generasi muda dari tontonan semacam stand up comedy yang cenderung
mengeraskan hati.
Bagaimana jika ada yang berniat
membawa keduanya ke jalur hukum? Ya silakan saja, kita mendukung langkah baik
ini supaya ada efek jera baginya.
Wallahu a’lam bish showwab
Tidak ada komentar: